Review Buku Malioboro at Midnight
A. Identitas Buku :
B. Tokoh :
Serana Nighita Sivera (Sera), Malioboro Hartigan (Malio), Jan Ichard (Ichard)
C. Ringkasan Isi Buku:
Novel Malioboro at Midnight karya Skysphire mengisahkan perjalanan Serana Nighita (Sera), seorang perempuan yang pernah menemani masa-masa sulit kekasihnya, Jan Ichard (Ichard), saat masih menjadi pengamen jalanan di Yogyakarta. Mereka membangun hubungan sejak remaja, dan Sera selalu ada untuk mendukung Ichard dalam keterbatasan dan kesederhanaan. Namun segalanya berubah ketika Ichard pindah ke Jakarta dan kariernya sebagai penyanyi mulai menanjak. Seiring popularitas yang diraih, perhatian Ichard kepada Sera mulai memudar. Komunikasi memburuk, dan Sera dibiarkan sendirian di Yogyakarta, terjebak dalam hubungan jarak jauh yang dingin dan tidak pasti.
Suatu malam, hidup Sera berubah drastis saat tetangganya yang eksentrik, Malioboro Hartigan (Malio), secara tidak sengaja mendobrak pintu apartemennya. Malio yang awalnya tampak aneh dan mengganggu, justru perlahan-lahan menjadi sosok yang menghangatkan hari-hari Sera. Sikap Malio yang jujur, lucu, dan penuh kejutan mulai mengisi kekosongan hati yang telah lama ditinggalkan Ichard. Kedekatan mereka tumbuh secara alami. Malio tidak pernah berpura-pura dan selalu hadir saat Sera membutuhkannya. Seiring berjalannya waktu, Sera mulai jatuh cinta pada Malio, bukan karena janji manis, tetapi karena kehadiran yang nyata dan tulus.
Namun saat Ichard tiba-tiba kembali ke Yogyakarta dan ingin memperbaiki hubungannya, Sera berada dalam dilema besar. Di satu sisi ada masa lalu yang pernah ia perjuangkan, di sisi lain ada Malio yang kini membuatnya merasa hidup kembali. Pada akhirnya, Sera memilih untuk melepaskan Ichard dan membuka lembaran baru bersama Malio. Ia menyadari bahwa cinta sejati bukan tentang siapa yang pertama datang, tapi siapa yang benar-benar tinggal dan mencintai tanpa syarat.
D. Review Buku:
Menurut kami, cerita ini sangat menyentuh karena menggambarkan realita banyak hubungan: bahwa orang yang kita perjuangkan tidak selalu menjadi orang yang pantas untuk kita pertahankan. Karakter Malio sangat menarik—unik, apa adanya, dan menyenangkan. Perjalanan Sera juga menunjukkan proses penyembuhan yang realistis. Cerita ini cocok dibaca untuk siapa saja yang sedang belajar melepaskan dan membuka hati kembali.
Hal yang kami sukai dari novel ini adalah bagaimana penulis menyampaikan pesan secara halus namun mengena. Ceritanya tidak dipaksakan dramatis, tetapi justru terasa jujur dan manusiawi. Hubungan Sera dan Ichard mewakili hubungan yang penuh kenangan namun sudah kehilangan arah. Sementara hubungan Sera dan Malio terasa seperti udara segar—sederhana, tulus, dan penuh makna.
Gaya bahasa penulis juga mudah dipahami dan penuh nuansa, membuat pembaca dapat tenggelam dalam suasana malam Yogyakarta yang tenang, hangat, dan sedikit magis. Malioboro sebagai latar tempat sangat pas, karena menjadi simbol perjalanan, perubahan, dan pertemuan yang tak terduga. Kami merasa terhubung dengan emosi yang ditampilkan, terutama ketika Sera harus menghadapi dilema antara masa lalu dan masa kini. Pilihan akhirnya untuk memilih orang yang benar-benar hadir dan mencintainya dengan tulus adalah bentuk kedewasaan dan keberanian yang menginspirasi.
Secara keseluruhan, Malioboro at Midnight adalah buku yang sangat layak dibaca, terutama bagi pecinta kisah romance-drama yang tidak klise dan penuh konflik emosional. Buku ini mampu memberikan pengalaman membaca yang mendalam dan meninggalkan kesan bagi para pembacanya.
Review By Gen Atha Faedah & Nabillah Mumtazah

Komentar