Sejarah Kreabsa

      Perjalanan Kreabsa di lingkungan sekolah yang lebih mengedepankan spesialisasi berdasarkan kompetensi keahlian bukanlah perkara mudah. Pengembangan kemampuan di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia hanya dipandang sebelah mata. Ketika pertama kali seorang guru yang baru mutasi ke SMK Negeri 1 Kedawung pada Januari 2013, Eva Fauziah, M.Pd., mengajak beberapa kolega untuk membuat komunitas bahasa dan sastra, maka jawaban yang didapat adalah “Jangan neko-neko, yang diutamakan di sini adalah kompetensi keahlian". Padahal begitu banyak potensi yang luar biasa dari para siswa, khususnya bidang bahasa dan sastra. Mendapat penolakan seperti itu, Ibu Eva tidak menyerah sampai di situ, ia ingin membuktikan bahwa kompetensi apapun dapat berkembang bersama-sama tanpa harus merendahkan potensi yang lain.

      Maka ketika ada even lomba pidato kependudukan dari BKKBN Jawa Barat pada bulan Juni 2013, "gayung pun bersambut" ini adalah peluang untuk unjuk prestasi. Ia ajak siswa yang mau berlatih untuk mengikuti even tersebut. Alhamdulillah, kerja kerasnya bersama siswa membuahkan hasil; juara satu dan dua tingkat Provinsi Jawa Barat dapat dipersembahkan untuk SMK Negeri 1 Kedawung. Persembahan prestasi tersebut membuka mata dan pikiran warga SMKN 1 Kedawung bahwa siswa kejuruan pun mampu berkompetisi dalam bidang bahasa dan sastra (di luar bidang kejuruan) dan wadah ekstrakurikuler bahasa dan sastra tidaklah sis-sia bagi perkembangan siswa. Prestasi yang ditorehkan itulah yang menyebabkan turunnya SK Kepala Sekolah tentang pengukuhan ekstrakurikuler bahasa dan sastra dengan nama "Kreabsa"  Secara resmi ekstrakurikuler Kreabsa mulai berkiprah secara terbuka.  

       “Jangan marah atau bersedih apalagi mengeluh ketika orang lain menganggap enteng dan acuh tak acuh terhadap bidang yang kita tekuni tetapi jawablah dengan menorehkan prestasi. Ingatlah selalu ketekunan dan kesungguhan akan berbuah manis”, kalimat itu senantiasa diucapkan oleh pembina untuk membangkitkan semangat anggota kreabsa yang masih dilanda pasang dan surut. Betapa tidak, meskipun Kreabsa sudah diakui sebagai eksrtakurikuler resmi, namun dalam kegiatan maupun lomba mereka belum mendapat dukungan dana sehingga semua harus diusahakan sendiri. Semangat anak-anak sungguh luar biasa, dengan keterbatasan dukungan, anggota dan pembina bahu membahu berkomitmen untuk membuktikan bahwa Kreabsa adalah ekskul yang mandiri, solid, dan pantang menyerah. Berprestasi, tangguh, tidak cengeng, kreatif, dan segudang motivasi positif untuk selalu berkembang dan terus berkembang.

Kreabsa semakin mantap dengan mengusung motto “Cerdas, Santun, Ceria, Berwarna”. Motto tersebut mengisyaratkan bahwa siswa-siswa yang tergabung dalam komunitas Kreabsa adalah siswa yang cerdas sebab hanya siswa cerdaslah yang penuh dengan ide-ide dan kreativitas. Siswa yang mengelola kreabsa selalu mengedepankan kesantunan dalam berbahasa lisan maupun tulisan. Anggota kreabsa adalah siswa yang selalu ceria, optimis, dan jauh dari segala keluh kesah yang menjadi penghalang kemajuan. Anggota kreabsa terdiri atas berbagai jurusan yang ada di SMK Negeri 1 Kedawung untuk belajar bersama dan saling menghargai, tidak ada fanatisme jurusan, meskipun berbeda tetapi menjadi satu keluarga dan menjadikan kreabsa semakin berwarna. (Ev)


Komentar

Unknown mengatakan…
ga sabar sekolah:)
Anonim mengatakan…
Iya :(

Postingan populer dari blog ini

NADRAN TRADISI CIREBON

Kegiatan In House Training (IHT)

Porseni 2022